Jumat, 22 Maret 2013

TUGAS FILSAFAT ILMU (ARTIKEL)


Nama  : Deni Prasetya
NIM    : 292010007
Kelas   : RS10A
Tugas  : Filsafat Ilmu
Tema : “Kebenaran Menjadi Rumit, Akibat Ketidakbenaran Menjadi Dibenarkan”
“Rokokmu Bukan Rokokku”
            Pada era modern seperti sekarang ini, siapa yang tidak kenal rokok. Banyak sekali kita temukan rokok di setiap tempat. Baik di rumah, di jalan, di kendaraan umum, bahkan di sekolah. Merokok sendiri adalah suatu kegiatan menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. Merokok identik dengan sosok seorang pria. Tetapi tak jarang ada pula wanita yang gemar merokok. Permasalahan yang kita hadapi sekarang ini adalah rokok tidak hanya dinikmati oleh kalangan pria atau wanita dewasa saja, tetapi juga merambah kepada para remaja dan anak muda. Baik para pelajar atau anak-anak yang hidup di jalanan. Kebiasaan merokok dalam kalangan remaja merupakan suatu pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Indonesia adalah negara konsumen rokok ke-5 di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia. Pada tahun 2006, Indonesia mencetak rekor baru yakni jumlah perokok remaja tertinggi di dunia. Dan pada tahun 2007, jumlah perokok anak usia 13-18 tahun menduduki peringkat satu di Asia.
            Pada dasarnya merokok adalah suatu kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Dokter manapun tidak akan menganjurkan seseorang untuk merokok. Dalam hasil penelitian dari Badan Proteksi Lingkungan (EPA) di Amerika Serikat. Didapat bahwa satu batang rokok yang dibakar, asapnya mengandung setidaknya 4000 senyawa kimia. 200 diantaranya beracun dan 43 diantaranya dapat menyebabkan penyakit kanker. Selain itu, secara global konsumsi rokok membunuh 1 orang per 10 detik. Sungguh kenyataan yang mencengangkan. Tapi bagi sebagian orang yang gemar merokok, kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan tersendiri bagi mereka. Rokok dianggap dapat dijadikan teman penghilang stres dan pemberi semangat. Mereka tidak memperdulikan akibat yang mungkin akan didapat dari kebiasaan buruk itu. Kenikmatan sementara yang didapat tidak akan sebanding dengan banyaknya resiko gangguan kesehatan dan bahkan kematian. Sebagai contoh dari dampak kebiasaan merokok adalah resiko terkena kanker paru-paru, serangan jantung, kanker mulut dan tenggorokan, flek gigi dan bau mulut, gangguan konsentrasi dan belajar, ketergantungan, serta buruknya manajemen waktu dan keuangan.
            Merokok adalah sebuah ketidakbenaran yang dibenarkan oleh para perokok sendiri. Banyak sekali kampanye-kampanye anti rokok ataupun peraturan pemerintah yang melarang setiap perokok untuk merokok di tempat-tempat umum. Namun hal tersebut tidak pernah diindahkan oleh para perokok. Kebanyakan perokok tetap cuek dengan peraturan yang ada dan tetap melakukan kebiasaan merokoknya. Mereka sama sekali tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya. Dan yang paling dirugikan adalah orang-orang yang tidak merokok atau disebut perokok pasif. Resiko gangguan kesehatan pada perokok pasif lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif. Perokok pasif lebih banyak menghirup asap rokok yang dihasilkan oleh perokok aktif daripada perokok aktif sendiri. Hal yang dianggap sebagai kenikmatan bagi perokok aktif telah berubah menjadi malapetaka bagi perokok pasif. Kebiasaan yang salah yang sering dilakukan orang adalah ketika ada perokok di samping orang yang tidak merokok, orang tersebut cenderung diam saja dan mungkin hanya menghindar atau menutup hidung. Kebanyakan orang tidak berani untuk menegur para perokok karena dianggap melarang hak seseorang. Tapi sebenarnya dengan perilaku yang seperti itu akan membuat para perokok beranggapan bahwa tidak ada yang terganggu dengan apa yang dilakukannya sehingga mereka akan terus melakukan kebiasaan merokok di sembarang tempat.
            Kebanyakan perokok memiliki pandangan yang salah terhadap kebiasaan merokok. Dari berbagai iklan rokok yang ditanyangkan di televisi, semua iklan rokok menunjukkan gambaran laki-laki yang menjadi macho dan terkesan berani. Padahal merokok sendiri dapat menyebabkan impotensi. Apakah hal tersebut bisa dikatakan macho ? Anggapan lain adalah kalau hanya satu batang tidak apa-apa. Namun apabila satu batang tersebut dilakukan sebanyak 10 kali, maka akan menjadi 10 batang. Dilakukan 100 kali, akan menjadi 100 batang. Satu batang rokok merupakan awal dari ratusan bahkan ribuan batang rokok yang dikonsumsi perokok. Jadi anggapan bahwa satu batang rokok tidak apa-apa adalah salah. Dan anggapan yang paling sering dikatakan para perokok adalah para perokok percaya bahwa rokok dapat menambah semangat. Sebenarnya rokok tidak menambah semangat, tetapi malah menurunkan minat dan akhirnya menjadi malas. Kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan rasa depresi dan hiperaktivitas. Dari penelitian terbaru disebutkan bahwa remaja yang merokok memiliki resiko 4 kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada remaja yang tidak merokok.
            Banyaknya pelajar remaja yang mulai merokok disebabkan karena beberapa faktor. Diantaranya adalah karena adanya pengaruh dari orang tua yang merokok, pengaruh dari teman sepermainan yang merokok, adanya rasa ingin tahu yang amat besar setelah melihat iklan tentang rokok di televisi atau di papan-papan reklame di pinggir jalan, banyaknya toko atau warung yang menjual rokok, mudah mendapatkan rokok di mana saja, harga rokok relatif murah, uang saku yang diberikan oleh orang tua terlalu banyak sehingga bisa membeli rokok, dan juga karena jauh dari pengawasan orang tua dan keluarga.
            Rokok memang bukan barang mahal karena siapa saja dengan mudah dapat membeli rokok. Banyak hal buruk yang dapat ditimbulkan dari satu batang rokok. Yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana kita menyikapi segala hal yang kita alami diskitar kita. Kita harus bisa memilah hal-hal yang menguntungkan atau malah merugikan bagi kita. Memang setiap ketidakbenaran yang dibenarkan menjadikan sesuatu menjadi rumit untuk kita pahami.  

Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar