Nama : Deni
Prasetya
NIM :
292010007
Kelas : RS10A
Tugas :
Filsafat Ilmu
Tema
: “Kebenaran Menjadi Rumit, Akibat
Ketidakbenaran Menjadi Dibenarkan”
“Rokokmu
Bukan Rokokku”
Pada era modern
seperti sekarang ini, siapa yang tidak kenal rokok. Banyak sekali kita temukan
rokok di setiap tempat. Baik di rumah, di jalan, di kendaraan umum, bahkan di
sekolah. Merokok sendiri adalah suatu kegiatan menghisap asap tembakau yang
dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. Merokok identik
dengan sosok seorang pria. Tetapi tak jarang ada pula wanita yang gemar
merokok. Permasalahan yang kita hadapi sekarang ini adalah rokok tidak hanya
dinikmati oleh kalangan pria atau wanita dewasa saja, tetapi juga merambah
kepada para remaja dan anak muda. Baik para pelajar atau anak-anak yang hidup
di jalanan. Kebiasaan merokok dalam kalangan remaja merupakan suatu pemandangan
yang sudah tidak asing lagi. Indonesia adalah negara konsumen rokok ke-5 di
dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia. Pada tahun 2006,
Indonesia mencetak rekor baru yakni jumlah perokok remaja tertinggi di dunia.
Dan pada tahun 2007, jumlah perokok anak usia 13-18 tahun menduduki peringkat
satu di Asia.
Pada dasarnya merokok adalah suatu kebiasaan buruk yang
harus ditinggalkan. Dokter manapun tidak akan menganjurkan seseorang untuk
merokok. Dalam hasil penelitian dari Badan Proteksi Lingkungan (EPA) di Amerika
Serikat. Didapat bahwa satu batang rokok yang dibakar, asapnya mengandung
setidaknya 4000 senyawa kimia. 200 diantaranya beracun dan 43 diantaranya dapat
menyebabkan penyakit kanker. Selain itu, secara global konsumsi rokok membunuh
1 orang per 10 detik. Sungguh kenyataan yang mencengangkan. Tapi bagi sebagian
orang yang gemar merokok, kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan tersendiri bagi mereka. Rokok dianggap dapat dijadikan teman penghilang
stres dan pemberi semangat. Mereka tidak memperdulikan akibat yang mungkin akan
didapat dari kebiasaan buruk itu. Kenikmatan sementara yang didapat tidak akan
sebanding dengan banyaknya resiko gangguan kesehatan dan bahkan kematian.
Sebagai contoh dari dampak kebiasaan merokok adalah resiko terkena kanker
paru-paru, serangan jantung, kanker mulut dan tenggorokan, flek gigi dan bau
mulut, gangguan konsentrasi dan belajar, ketergantungan, serta buruknya
manajemen waktu dan keuangan.
Merokok adalah sebuah ketidakbenaran yang dibenarkan oleh
para perokok sendiri. Banyak sekali kampanye-kampanye anti rokok ataupun
peraturan pemerintah yang melarang setiap perokok untuk merokok di
tempat-tempat umum. Namun hal tersebut tidak pernah diindahkan oleh para
perokok. Kebanyakan perokok tetap cuek dengan peraturan yang ada dan tetap
melakukan kebiasaan merokoknya. Mereka sama sekali tidak memperdulikan
lingkungan sekitarnya. Dan yang paling dirugikan adalah orang-orang yang tidak
merokok atau disebut perokok pasif. Resiko gangguan kesehatan pada perokok
pasif lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif. Perokok pasif lebih banyak
menghirup asap rokok yang dihasilkan oleh perokok aktif daripada perokok aktif
sendiri. Hal yang dianggap sebagai kenikmatan bagi perokok aktif telah berubah
menjadi malapetaka bagi perokok pasif. Kebiasaan yang salah yang sering
dilakukan orang adalah ketika ada perokok di samping orang yang tidak merokok,
orang tersebut cenderung diam saja dan mungkin hanya menghindar atau menutup
hidung. Kebanyakan orang tidak berani untuk menegur para perokok karena
dianggap melarang hak seseorang. Tapi sebenarnya dengan perilaku yang seperti
itu akan membuat para perokok beranggapan bahwa tidak ada yang terganggu dengan
apa yang dilakukannya sehingga mereka akan terus melakukan kebiasaan merokok di
sembarang tempat.
Kebanyakan perokok memiliki pandangan yang salah terhadap
kebiasaan merokok. Dari berbagai iklan rokok yang ditanyangkan di televisi,
semua iklan rokok menunjukkan gambaran laki-laki yang menjadi macho dan
terkesan berani. Padahal merokok sendiri dapat menyebabkan impotensi. Apakah
hal tersebut bisa dikatakan macho ? Anggapan lain adalah kalau hanya satu
batang tidak apa-apa. Namun apabila satu batang tersebut dilakukan sebanyak 10
kali, maka akan menjadi 10 batang. Dilakukan 100 kali, akan menjadi 100 batang.
Satu batang rokok merupakan awal dari ratusan bahkan ribuan batang rokok yang
dikonsumsi perokok. Jadi anggapan bahwa satu batang rokok tidak apa-apa adalah
salah. Dan anggapan yang paling sering dikatakan para perokok adalah para
perokok percaya bahwa rokok dapat menambah semangat. Sebenarnya rokok tidak
menambah semangat, tetapi malah menurunkan minat dan akhirnya menjadi malas.
Kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan rasa depresi dan hiperaktivitas. Dari
penelitian terbaru disebutkan bahwa remaja yang merokok memiliki resiko 4 kali
lebih besar untuk mengalami depresi daripada remaja yang tidak merokok.
Banyaknya pelajar remaja yang mulai merokok disebabkan
karena beberapa faktor. Diantaranya adalah karena adanya pengaruh dari orang
tua yang merokok, pengaruh dari teman sepermainan yang merokok, adanya rasa
ingin tahu yang amat besar setelah melihat iklan tentang rokok di televisi atau
di papan-papan reklame di pinggir jalan, banyaknya toko atau warung yang
menjual rokok, mudah mendapatkan rokok di mana saja, harga rokok relatif murah,
uang saku yang diberikan oleh orang tua terlalu banyak sehingga bisa membeli
rokok, dan juga karena jauh dari pengawasan orang tua dan keluarga.
Rokok memang bukan barang mahal karena siapa saja dengan
mudah dapat membeli rokok. Banyak hal buruk yang dapat ditimbulkan dari satu
batang rokok. Yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana kita menyikapi
segala hal yang kita alami diskitar kita. Kita harus bisa memilah hal-hal yang
menguntungkan atau malah merugikan bagi kita. Memang setiap ketidakbenaran yang
dibenarkan menjadikan sesuatu menjadi rumit untuk kita pahami.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar