STRATEGI INKUIRI
REMAJA DAN ROKOK
1. Permasalahan
Kebiasaan merokok pada remaja merupakan suatu pemandangan yang tidak asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja?
2. Hipotesis
Ada hubungan antara faktor lingkungan dan keinginan dari diri sendiri.
3. Data
Ø Remaja dan Rokok
§ Remaja adalah manusia berumur belasan tahun. Di masa remaja, manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
§ KBBI : merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas.
§ Armstrong : merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.
Ø Data dan fakta tentang rokok dan remaja
§ Indonesia adalah negara konsumen rokok ke-5 di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia
§ Badan proteksi lingkungan (EPA) AS : asap rokok mengandung 4000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun dan 53 diantaranya memicu kanker.
§ Secara global, konsumsi rokok membunuh 1 orang/10 detik.
§ Tahun 2007 : jumlah perokok anak usia 13-18 tahun di indonesia menduduki peringkat pertama di Asia.
§ Tahun 2006 : indonesia mencetak rekor baru, yakni jumlah perokok remaja tertinggi di dunia.
Ø Kandungan Rokok
Satu batang rokok yang di bakar, mengeluarkan 4000 bahan kimia. Menurut Dr.R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia yang ada dalam rokok, diantaranya :
o Acrolein
o Carbon Monoxida
o Nikotin
o Ammonia
o Formil Acid
o Hydrogen Cyanide
o Nitrous Oxide
o Formaldehyde
o Phenol
o Acetol
o Pyridine
o Methanol
Ø Tahapan merokok
a. Tahap preparatory (tahap mendapat gambaran), yaitu tahap seseorang mendapat gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan.
b. Tahap initiation (tahap perintisan merokok), yaitu tahap seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba merokok.
c. Tahap becoming smoker (tahap menjadi perokok), yaitu apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang perhari.
d. Tahap maintenance of smoking, yaitu apabila merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara penyatuan diri ( self regulating ). Dalam tahap ini, merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologi yang menyenangkan.
Ø Persepsi salah mengenai rokok
a. Merokok menambah penampilan (keren, modern, seksi).
b. Lambang kejantanan.
c. Kalau sedikit “nggak apa-apa”.
d. Merokok tidak apa-apa, buktinya di iklankan secara luas di mana-mana.
e. Membantu berpikir / imajinasi.
f. Membuat pikiran tenang.
g. Menghilangkan stress / masalah.
Ø Perasaan remaja saat merokok dan setelah merokok
• Nikmat : 38,2%
• Puas : 15,9%
• Tenang : 12,7%
• Biasa saja : 11,7%
• Santai : 5,1%
• Hangat : 3,1%
• Pahit : 2,2%
• Percaya diri : 2,1%
• Gaya : 1,06%
• Masalah hilang : 1,06%
• Mengantuk : 1,06%
• Pusing : 5,2%
Ø Faktor yang mempengaruhi remaja merokok
a. Pengaruh orang tua.
Anak-anak dengan orangtua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang saja beralih menjadi perokok aktif (Nainggolan, 2000).
Anak-anak dengan orangtua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang saja beralih menjadi perokok aktif (Nainggolan, 2000).
Bahkan dalam sebuah studi, dari para remaja perokok ditemukan bahwa 75% salah satu atau kedua orangtua mereka merupakan perokok (Soetjiningsih 2004).
b. Pengaruh teman.
Pada masa remaja, pola interaksi mereka lebih banyak dihabiskan dengan teman-teman sebayanya. Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima oleh kelompoknya. Sehingga dapatlah dimengerti bahwa remaja harus dapat menjalankan peran dan tingkah lakunya sesuai dengan harapan kelompok agar dapat tetap bergabung menjadi anggota kelompok. Demikian pula jika mayoritas kelompok memiliki kebiasaan merokok, maka setiap anggotanya mau tidak mau akan dan harus mengikuti aktivitas tersebut tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri (Hurlock, 1993).
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
Pada masa remaja, pola interaksi mereka lebih banyak dihabiskan dengan teman-teman sebayanya. Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima oleh kelompoknya. Sehingga dapatlah dimengerti bahwa remaja harus dapat menjalankan peran dan tingkah lakunya sesuai dengan harapan kelompok agar dapat tetap bergabung menjadi anggota kelompok. Demikian pula jika mayoritas kelompok memiliki kebiasaan merokok, maka setiap anggotanya mau tidak mau akan dan harus mengikuti aktivitas tersebut tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri (Hurlock, 1993).
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
c. Rasa keingintahuan Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari kebosanan.
d. Pengaruh iklan
Untuk menjaring konsumen yang lebih banyak, para produsen rokok mempunyai cara yang handal. Berbagai iklan baik dalam bentuk reklame, poster maupun iklan dalam media elektronik ditampilkan dengan maksud untuk merangsang para konsumen mencoba produk yang mereka iklankan.
Berbagai istilah seperti low, light, mild pun digunakan produsen sehingga seolah-olah rokok itu aman dan jumlah kandungan zatnya lebih rendah. Akibatnya, para perokok merasa boleh merokok bahkan kemungkinan akan mengkonsumsi lebih banyak karena mereka menganggap rokok yang dikonsumsinya hanya mengandung sedikit zat.
Berbagai istilah seperti low, light, mild pun digunakan produsen sehingga seolah-olah rokok itu aman dan jumlah kandungan zatnya lebih rendah. Akibatnya, para perokok merasa boleh merokok bahkan kemungkinan akan mengkonsumsi lebih banyak karena mereka menganggap rokok yang dikonsumsinya hanya mengandung sedikit zat.
Ø Faktor lain :
a. Kebutuhan pergaulan
b. Kemudahan mendapatkan rokok
c. Harga rokok relatif murah
d. Uang saku
e. Jauh dari keluarga
Ø Dampak fisik rokok pada remaja dan pelajar
- Resiko kanker paru-paru, serangan jantung, stroke, kanker mulut dan tenggorokan, dll.
- Resiko infertilitas, impotensi, menopause dini.
- Flek gigi dan bau mulut.
Ø Dampak psikis rokok pada remaja dan pelajar
- Gangguan berkonsentrasi dan belajar.
- Ketergantungan
- Krisis kepercayaan diri
- Buruknya manajemen waktu dan keuangan
- Membuka peluang kebiasaan buruk lainnya : jorok, egois, dll.
4. Hasil analisis data
Ø Fakta
• Indonesia negara ke-5 konsumsi rokok di dunia (RRC,AS,Jepang,Rusia).
• 2006 : Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.
• Asap rokok mengandung 4000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun, 43 diantaranya memicu kanker.
• 75% remaja merokok karena salah satu atau kedua orang tua mereka adalah perokok.
• Di antara remaja perokok, 87% diantaranya mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok.
• Perkembangan kognisi remaja menuntut rasa keingintahuan yang menyebabkan remaja merokok.
Ø Opini
• Merokok adalah menghisap asap tembakau yang di bakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.
• Anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok di kemudian hari.
• Semakin banyak remaja merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga, demikian pula sebaliknya.
• Kebutuhan untuk dapat diterima dalam sebuah kelompok, sering membuat remaja melakukan apa yang dilakukan kelompoknya, termasuk merokok.
5. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, sehingga dapat dikatakan masa ini adalah masa pencarian jati diri.
Kebiasaan merokok pada remaja ternyata memang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh lingkungan sekitar, seperti orang tua dan teman. Serta dapat muncul dari diri remaja sendiri, seperti rasa ingin tahu dan coba-coba.
Meskipun masih ada faktor-faktor lain seperti kebutuhan pergaulan, jauh dari keluarga, dsb. Tapi faktor lingkungan tetap menjadi faktor yang paling utama dalam membentuk perilaku merokok pada remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar