Rabu, 18 Januari 2012

TUGAS ABK {CONTOH KASUS TUNAGRAHITA SEDANG}

Nama   : Deni Prasetya            (292010007)
Kelas   : RS10A
MK      : Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Contoh Kasus : Anak Tunagrahita sedang (IQ = 25-50)
           Rindu adalah seorang anak perempuan berusia 8 tahun dan dia sekarang kelas 3 SD. Kedua orang tuanya bekerja sebagai buruh pabrik. Dan hanya bisa bertemu dengannya saat pagi dan malam hari ketika pulang kerja. Setiap hari setelah pulang sekolah, Rindu diasuh oleh kakaknya. Keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan menyebabkan kedua orang tuanya harus bekerja keras mencari nafkah demi menghidupinya dan kakaknya. Hal itu menyebabkan kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya.
           Di sekolah, Rindu menunjukkan sikap yang berbeda dari teman-temannya. Dia suka menyendiri dan terkesan menjauhi teman-teman sekelasnya. Prestasi belajarnya juga tidak sebagus teman-temannya. Dalam kegiatan belajar didalam kelas, Rindu tidak pernah memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Buku-buku miliknya juga juga bersih dan tidak ada catatan. Setiap kali gurunya menyuruh membaca buku atau mengerjakan soal di papan tulis dia selalu menolak dan berkata “Saya malas mikir”.
           Perilaku Rindu di rumah juga tidak berbeda dengan di sekolah. Sepulang sekolah, Rindu lebih suka menghabiskan waktunya didalam rumah dibandingkan dengan bermain bersama teman-temannya. Ketika disuruh belajar oleh orang tuanya, dia selalu mencari kesibukan lain seperti menononton TV, bermain boneka, atau berlari-lari. Apabila orang tuanya memarahinya, Rindu berbalik marah dan tidak segan untuk memukul orang tuanya dan melempar barang-barang yang ada di dekatnya.
Pengertian :
  • Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial.

Faktor penyebab :
  1. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarga Rindu sehingga kebutuhan gizi yang diperoleh Rindu tidak sepenuhnya cukup untuk merangsang perkembangan otaknya.
  2. Kurangnya perhatian dan kontak pribadi dari kedua orang tua Rindu. Misalnya dengan tidak mengajak berbicara, tersenyum, bermain, yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, pendiam, dan menutup diri. Kondisi seperti itu akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun mental intelektualnya.
  3. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan dini bagi anak serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsangan dalam masa perkembangan anak.
  4. Keadaan lingkungan sekitar rumah Rindu yang kurang memperhatikan masalah pendidikan sehingga mempengaruhi cara belajar dan perkembangan intelektual Rindu.
Dampak :
  1. Kesulitan yang dialami Rindu dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah akan menyebabkan dirinya tertinggal dari teman-teman sebayanya.
  2. Rindu akan menarik diri dari masyarakat karena merasa berbeda dari orang-orang lain pada umumnya.
  3. Susah memusatkan perhatian dan tidak mampu mengontrol diri dan merawat diri.
  4. Mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain dan kemampuan bersosialisasi terbatas karena merasa tidak percaya diri.
  5. Mudah putus asa dan depresi dalam menghadapi masalah.
  6. Apabila dewasa akan menjadi orang yang pesimis dan malas untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, berkumpul bersama teman-teman, dan lain-lain.
  7. Setelah dewasa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan karena kesulitan dalam komunikasi serta kemampuan bersosialisasi yang kurang.
Penanganan :
            Untuk membantu Rindu dalam proses belajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
  1. Membuat buku ajar khusus seperti buku ajar tematik, yaitu dibuat berdasarkan tema-tema tertentu dan bukan berdasarkan mata pelajaran. Misalnya buku ajar dengan tema binatang, tumbuhan, atau alat-alat transportasi.
  2. Membuat buku ajar lain yang bisa memusatkan perhatian dan merangsang kerja otak seperti, buku ajar ilustratif yang berisi banyak gambar-gambar ilustrasi atau buku ajar penuh warna yang dapat menarik perhatian anak.
  3. Memeriksakan keadaan Rindu ke Psikolog anak untuk mendapatkan pemecahan masalah yang sesuai dengan masalah yang dihadapi Rindu.
  4. Guru dan siswa sering-sering mengajak Rindu untuk berkomunikasi agar membantu proses bersosialisasi dalam masyarakat.
  5. Orang tua harus berperan aktif dan lebih banyak meluangkan waktu untuk menemani dan memandu anak dalam belajar.

1 komentar: